Abuya Dr. H. Mendra Siswanto Sampaikan Materi Manajemen Wisata Halal pada Kegiatan Tim Pengabdi UIN Suska Riau

oleh -69 Dilihat

Kuok, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kampar, Abuya Dr. H. Mendra Siswanto, M.Sy., tampil sebagai narasumber utama dalam kegiatan Tim Pengabdi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau yang mengangkat tema β€œManajemen Objek Wisata Berbasis Halal: Menuju Pariwisata yang Berkah dan Berkelanjutan.”
Kegiatan ini dilaksanakan pada Ahad, 2 November 2025, dengan dukungan akademisi dan praktisi dari berbagai bidang.

Adapun Tim Pengabdi dari UIN Suska Riau terdiri dari:

  1. Dr. Tuti Andriani, S.Ag., M.Pd. – Ketua Tim
  2. Dr. Gusma Afriani, M.Ag.
  3. Nelvia Ibrahim, M.Pd.
  4. Yuriyan Dinata
  5. Rahmat Yoza Mandela

Selain Abuya Mendra, kegiatan ini juga menghadirkan David Hendra, S.Pi., M.M. (Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata Kampar) dan Maria Aribeni, S.Si., M.Si. (UIN Suska Riau) sebagai narasumber pendamping.

Dalam paparannya, Abuya Dr. H. Mendra Siswanto, M.Sy. menegaskan bahwa wisata dalam Islam bukan sekadar rekreasi, tetapi bagian dari dakwah dan pemberdayaan ekonomi umat.
Ia menjelaskan bahwa konsep wisata halal mencakup seluruh aspek kegiatan wisata yang berpedoman pada nilai-nilai syariah β€” mulai dari makanan dan minuman, fasilitas ibadah, kebersihan, hingga etika berpakaian dan interaksi sosial.

β€œWisata halal bukan hanya untuk umat Islam, melainkan juga ramah bagi semua wisatawan. Prinsip utamanya adalah menghadirkan keberkahan dan kebaikan dalam setiap perjalanan,” jelas Abuya Mendra.

Beliau juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, akademisi, dan lembaga keagamaan dalam membangun pariwisata yang tidak hanya menarik secara ekonomi, tetapi juga bernilai spiritual dan berkelanjutan.
Konsep ini, menurutnya, sejalan dengan visi Islam yang mendorong keseimbangan antara kemaslahatan dunia dan akhirat.

Dalam kesempatan itu, Abuya Mendra memaparkan beberapa prinsip dasar manajemen wisata berbasis halal, yaitu:

  1. Menjamin kehalalan produk dan layanan (halal food & beverage)
  2. Menyediakan fasilitas ibadah yang layak
  3. Menjaga etika berpakaian dan perilaku pengunjung
  4. Menegakkan kebersihan, keamanan, dan kenyamanan
  5. Menolak segala bentuk kemaksiatan dan praktik yang merusak nilai moral

Ia juga mencontohkan beberapa daerah yang berhasil mengembangkan wisata halal unggulan, seperti Lombok, Aceh, dan Kampar β€” yang menggabungkan potensi alam dengan nilai religius dan budaya lokal.

β€œWisata halal bukan sekadar tren industri, tapi tanggung jawab umat. Mari dukung pengelolaan wisata yang berkah, aman, dan sesuai syariah,” pungkasnya.

Kegiatan ini berlangsung dengan antusias, dan paparan dari Abuya Mendra Siswanto mendapat apresiasi dari peserta yang hadir, karena memberikan perspektif keagamaan yang kuat dalam pembangunan sektor pariwisata yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *